Langgur, Lintas-Timur.co.id – Umat Muslim di seluruh dunia melaksanakan Sholat Idul Adha sebagai salah satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Tidak terkecuali masyarakat Muslim di Kabupaten Maluku Tenggara, khususnya di Kota Langgur dan sekitarnya, yang melaksanakan Sholat Idul Adha 1446 H atau bertepatan pada Jumat, 6 Juni 2025 M, di Masjid Raya Ar-Raudah.
Kegiatan ibadah ini dimulai tepat pukul 07.20 WIT dan dihadiri oleh Bupati Maluku Tenggara, Muhamad Thaher Hanubun, bersama pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta sejumlah stakeholder lainnya.
Pada pelaksanaan Sholat Idul Adha tahun ini, bertindak sebagai Imam adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Maluku Tenggara, Ustaz Muhamad Zein Matdoan, sementara yang menyampaikan khutbah adalah Drs. Ustaz Arifin Difinubun.
Dalam khutbahnya, Ustaz Arifin Difinubun mengangkat tema tentang pentingnya keimanan dan ketabahan dalam menghadapi berbagai cobaan kehidupan, baik secara individu maupun sebagai suatu daerah. Ia menyinggung berbagai persoalan yang sempat melanda Maluku Tenggara, termasuk konflik antarwarga yang menelan korban jiwa, serta bencana banjir rob yang terjadi pada 2 Juni 2025 di beberapa ohoi di wilayah Kei Besar.
Ia memberikan apresiasi atas langkah cepat dan tanggap dari Pemerintah Daerah dalam menangani bencana banjir tersebut, yang menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi dan melayani masyarakat.
Lebih lanjut, khutbah Idul Adha juga menyoroti makna dari peristiwa bersejarah yang menjadi dasar perayaan Idul Adha, yakni kisah keteladanan Nabi Ibrahim a.s dan anaknya Nabi Ismail a.s. Ustaz Difinubun menjelaskan bahwa Allah SWT menguji keimanan Nabi Ibrahim dengan perintah untuk menyembelih anaknya yang sangat ia cintai, Nabi Ismail.
Dengan penuh keteguhan dan ketaatan kepada perintah Allah, Nabi Ibrahim bersiap melaksanakan perintah tersebut. Sementara itu, Nabi Ismail yang juga memiliki iman yang luar biasa, dengan ikhlas menerima perintah itu dan bahkan meminta ayahnya agar segera melaksanakannya.
Namun, sebagai bukti keberhasilan mereka dalam menjalani ujian keimanan tersebut, Allah SWT menggantikan Nabi Ismail dengan seekor hewan sembelihan (kibas) yang besar. Kisah ini menjadi simbol ketakwaan, keikhlasan, dan kepasrahan total kepada kehendak Allah SWT.
"Pengorbanan yang ditunjukkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail bukan hanya tentang daging dan darah, tetapi tentang keikhlasan dan ketaatan kepada Allah SWT. Ini adalah pelajaran besar bagi kita semua, terutama dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan di tengah masyarakat kita hari ini," ujar Difinubun dalam khutbahnya.
Ia menutup khutbah dengan harapan agar semangat Idul Adha 1446 H menjadi momentum untuk mempererat persatuan, meningkatkan keimanan, dan mendukung program-program pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara di bawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati.
Dengan semangat pengorbanan dan keteladanan dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, masyarakat diharapkan terus menjaga nilai-nilai kebersamaan, toleransi, serta terus berkontribusi dalam membangun daerah ke arah yang lebih baik. (**)