
Langgur, Lintas-Timur.co.id — Ketua Presidium Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Wilayah Maluku–Maluku Utara, Deliana Masela, menegaskan bahwa WKRI bukan hanya organisasi kategorial gereja, tetapi juga memiliki tanggung jawab besar dalam kehidupan sosial dan kemasyarakatan.
“WKRI lahir dari keprihatinan terhadap perjuangan bangsa. Karena itu, perempuan Katolik harus hadir di tengah masyarakat, menjadi pelopor kebaikan, peduli pada persoalan sosial, dan ikut membangun daerah,” tegas Deliana dalam sambutannya pada Konferensi Cabang (Konfercab) ke-IV WKRI Cabang Santo Ludofikus Faan, di Aula Pastori Santo Servasius Sathean, Kecamatan Kei Kecil, Sabtu (8/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa keberadaan WKRI di Kabupaten Maluku Tenggara diharapkan semakin memperkuat nilai solidaritas, kepedulian, dan semangat pelayanan sosial. Deliana juga menekankan perlunya kerja nyata dan kolaborasi lintas sektor agar WKRI mampu memberikan kontribusi konkret bagi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.
“Perempuan Katolik memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi agen perubahan yang menghadirkan kasih dan kebaikan dalam kehidupan sosial,” ujarnya.
Konfercab IV ini, lanjut Deliana, menjadi momentum bagi WKRI untuk menegaskan kembali komitmennya sebagai kekuatan moral yang menumbuhkan semangat pelayanan, solidaritas, dan kasih di tengah masyarakat. Ia berharap setiap anggota WKRI mampu menjadi teladan, baik dalam keluarga, lingkungan gereja, maupun komunitas sosial.
“Kita harus terus membawa semangat kebersamaan dan kasih dalam setiap karya pelayanan, karena di situlah makna sejati keberadaan WKRI,” katanya.
Sementara itu, Bupati Maluku Tenggara, Muhamad Thaher Hanubun, mengapresiasi konsistensi WKRI dalam memberdayakan perempuan dan memperkuat peran sosial di daerah. Menurutnya, WKRI memiliki potensi besar dalam membentuk keluarga Katolik yang harmonis, beriman, dan berdaya saing.
“Saya bangga melihat ibu-ibu WKRI yang tetap solid, rapi, dan penuh semangat. Pemerintah daerah akan terus mendukung setiap gerakan positif yang memperkuat persaudaraan, iman, dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Bupati Thaher.
Ia juga mendorong WKRI untuk terus berinovasi dan keluar dari zona nyaman, termasuk membuka ruang bagi generasi muda agar organisasi tetap dinamis dan relevan dengan perkembangan zaman.(**)