Kinerja Imigrasi Tual Dipertanyakan, Tak Hadir di Event Internasional dan Bungkam soal Data Keimigrasian


Langgur, Lintas-Timur.co.id
- Kinerja Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tual kembali menjadi sorotan tajam publik. Dalam ajang internasional Wonderful Sail to Indonesia 2025, yang semestinya menjadi panggung memperkuat citra positif Indonesia di mata wisatawan mancanegara, institusi ini justru menuai kritik akibat sikap pasif dan tertutup.


Puncak acara Welcome Ceremony yang berlangsung Rabu (23/7/2025) di Pantai Ngiarvarat Ohoidertawun, Kabupaten Maluku Tenggara, dihadiri penuh oleh berbagai instansi pemerintahan, aparat keamanan, dan elemen masyarakat. Namun, kehadiran dari pihak Imigrasi Tual – khususnya pimpinan – tak tampak sama sekali di lokasi kegiatan.

Ketiadaan Imigrasi sebagai ujung tombak pelayanan terhadap Warga Negara Asing (WNA) dalam sebuah event internasional pun menuai kekecewaan dan kecurigaan. Sejumlah pihak mempertanyakan keseriusan institusi ini dalam mendukung promosi pariwisata dan pelayanan publik yang transparan.

“Seharusnya mereka menjadi garda depan dalam pelayanan keimigrasian, apalagi ini event internasional. Ketidakhadiran pimpinan menunjukkan lemahnya komitmen,” ujar salah satu tokoh masyarakat yang hadir dalam acara tersebut.

Lebih lanjut, pada Kamis (24/7/2025), tim redaksi Lintas-Timur.co.id mencoba mengonfirmasi data pemeriksaan keimigrasian dari pihak Imigrasi Tual yang berada di lapangan. Namun, Kasi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian, Mohammad Andy Djunaidi, S.H., justru mengarahkan media untuk menghubungi kantor, tanpa memberikan keterangan apa pun.

“Kalau mau tanya terkait data, nanti sama pimpinan di kantor. Di sana ada humasnya,” ujar Andy singkat.

Respons itu dinilai tidak mencerminkan semangat pelayanan publik yang terbuka. Sebaliknya, publik menilai sikap tersebut sebagai bentuk anti-transparansi yang mencoreng integritas lembaga.

Sorotan pun mengarah pada pimpinan Imigrasi Tual yang dianggap lalai menjalankan tugas strategisnya. Dalam forum-forum publik, desakan agar Kementerian Hukum dan HAM serta Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan evaluasi pun mulai mengemuka. Tidak sedikit yang menyarankan agar perlu dilakukan pergantian kepemimpinan di kantor tersebut.

“Kalau tidak mampu hadir dan membuka akses informasi pada saat krusial seperti ini, bagaimana kita bisa percaya pada keseriusan mereka dalam tugas-tugas lainnya?” tegas seorang tokoh adat dari Kei Besar.

Absennya pihak Imigrasi dan tertutupnya informasi bukan hanya menjadi persoalan internal, tetapi juga bisa berdampak serius terhadap kepercayaan wisatawan asing yang selama ini mulai tumbuh terhadap Maluku Tenggara sebagai destinasi baru.

Jika krisis kepercayaan ini tidak segera ditangani, efek domino terhadap sektor ekonomi lokal—khususnya pariwisata dan UMKM—bisa terasa dalam waktu dekat. Wonderful Sail to Indonesia adalah momentum emas yang tak boleh dicederai oleh lemahnya kinerja institusi negara.

Lintas-Timur.co.id akan terus mengikuti perkembangan ini dan membuka ruang klarifikasi dari pihak Imigrasi Tual untuk menjelaskan secara terbuka kepada publik.(**)

Lebih baru Lebih lama